Halaman

Selasa, 14 September 2010

PROSTITUSI


PELACURAN/PROSTITUSI
Pelacuran atau prostitusi adalah penjualan jasa seksual, seperti seks oral atau hubungan seks, untuk uang. Seseorang yang menjual jasa seksual disebut pelacur, yang kini sering disebut dengan istilah pekerja seks komersial (PSK).

Dalam pengertian yang lebih luas, seseorang yang menjual jasanya untuk hal yang dianggap tak berharga juga disebut melacurkan dirinya sendiri, misalnya seorang musisi yang bertalenta tinggi namun lebih banyak memainkan lagu-lagu komersil. Di Indonesia pelacur sebagai pelaku pelacuran sering disebut sebagai sundal atau sundel. Ini menunjukkan bahwa prilaku perempuan sundal itu sangat begitu buruk hina dan menjadi musuh masyarakat, mereka kerap digunduli bila tertangkap aparat penegak ketertiban, Mereka juga digusur karena dianggap melecehkan kesucian agama dan mereka juga diseret ke pengadilan karena melanggar hukum. Pekerjaan melacur atau nyundal sudah dikenal di masyarakat sejak berabad lampau ini terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar mereka dari masa kemasa. Sundal selain meresahkan juga mematikan, karena merekalah yang ditengarai menyebarkan penyakit AIDS akibat perilaku seks bebas tanpa pengaman bernama kondom.
Pernahkah anda singgah ke Lokalisasi Dolly ? Kawasan Pelacuran Prostitusi terbesar se-Asia tenggara yang terletak di Surabaya ini menawarkan wisata malam kehadapan kita semua. Lokalisasi Dolly telah menjelma menjadi kekuatan dan sandaran hidup bagi penduduk disana. Terdapat 800 lebih wisma esek2, cafe Dangdut dan panti pijat pelacuran plus2 yang berjejer rapi dikawasan jarak tersebut. Ada sekitar 9000 lebih Penjaja cinta, Pelacur Remaja dibawah umur, Germo, ahli pijat aurat yang selalu siap menawarkan alat kelaminnya kepada anda semua. Dan terdapat ribuan pedagang kaki lima, tukang parkir, calo Prostitusi, dll yang menggantungkan hidup di Lokalisasi Pelacuran jarak Dolly tersebut. Semua saling berkait menjalin sebuah simbiosis mutualisme.

Pernahkah kita berpikir untuk menghapus kawasan Legendaris itu dari kota surabaya ? Pernakah terbesit dampak sosial, ekonomi yang diakibatkannya dari penutupan kawasan Pelacuran prostitusi Lokalisasi Dolly ? Mau dikemanakan mereka semua ? Bagaimana nasib Wanita penghibur, Germo, Penyanyi dangdut, score girl, MC, pemijat plus2, Kasir, Pedagang kaki lima, tukang parkir, calo pelacuran disana ? Adakah solusi untuk mereka semua ? Sudahkah semua diperhitungkan secara matang ?

Achiles bukanlah pendukung pelacuran, bukanah pembela prostitusi ataupun penikmat jasa lokalisasi dolly, namun hanya berfikir akan ada gejolak sosial yang luar biasa jika kebijakan penutupan kawasan dolly tidak diperhitungkan secara matang. Keputusan yang serba instan hanya akan merugikan salah satu pihak. Achiles yakin dalam hati semua penjaja cinta disana juga ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih layak karena menjadi pelacur dipelacuran Dolly bukanlah cita2 maupun pilihan hidup mereka dari kecil.

Kita tidak dapat menutup mata karena inilah sebuah fakta kelam dunia malam surabaya. Kehidupan seorang pelacur mungkin tidak pernah hadir dalam pikiran anda. Perempuan berpakaian minim dan seksi menawarkan kenikmatan persetubuhan. Kita tidak akan sampai pada duka lara dibalik senyum dan desahan mereka. Kita juga tak akan pernah mengerti derita dibalik lenguhan mereka.

Lokalisasi pelacuran Dolly membutuhkan penanganan yang terbaik. Terbaik untuk kota surabaya, terbaik untuk penduduk disana dan terbaik untuk bangsa Indonesia. Hitam putih kehidupan Surabaya sebagian kecil terungkap dengan jelas di prostitusi lokalisasi dolly. Biarlah yang merasa putih tetaplah merasa putih, karena buat achiles Hitam adalah identitas, identitas kesadaran akan keberdosaan. Perlakukan dengan adil
Kawasan Industri seks terbesar se-Asia tenggara kebangaan masyarakat Surabaya ini.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar